Friday, April 6, 2012

Chasing Barcelona

Barcelona-vs-AC-Milan

Demi Milan, United, dan sepakbola. Saya rela begadang untuk menonton leg pertama dari partai perempat final Liga Champions 11/12. Yang menampilkan jagoan saya, “The Sickman of Europe” AC Milan vs “The Best Team in The World” FC Barcelona. Saya bisa tidur nyenyak sesudahnya.

Pada saat itu, saya begitu kagum akan permainan kedua tim., dan tentunya, AC Milan yang bisa dengan gagah perkasa menghentikan laju tiki-taka Barcelona tanpa menghadirkan sepakbola Cattenaccio. Apresiasi tentu patut diberikan kepada Massimiliano Allegri, yang mampu menghadirkan perlawanan nyata kepada Barcelona di tengah badai cedera yang melanda AC Milan sampai sekarang. Allegri seperti dirasuki roh dari Nereo Rocco, Helenio Herrera dan sekaligus Ernst Happel.

Namun semuanya berubah ketika memasuki leg ke-2 di Camp Nou. Lebih tepatnya ketika Lionel Messi berhasil mengkonversikan hadiah penalty ke-2 yang didapat Barca pada malam itu. Shock, Rossoneri tidak mampu membalas dan akhirnya kalah 3 – 1/ Sebuah awal yang menjanjikan akhirnya berakhir menyedihkan. Memang, ada kontroversi di balik hadiah penalti tersebut, namun harus diingat bahwa Barca memainkan sepakbola yang relatif indah, dan menurut saya pantas untuk menang.

Barcelona pantas untuk menang. Barcelona selalu menang. Ada apa ini? Hegemoni Barca baik di Eropa maupun di Spanyol sudah tak terbantahkan dan sulit untuk digoyahkan. Para contender yang silih berganti mencoba untuk menghadang mereka seperti kebingungan ketika menghadapi permainan taktis mereka. Manchester United, Real Madrid, dan yang terbaru adalah AC Milan, semua hancur lebur. Barca seperti tahu saja cara untuk menang. Seperti selalu saja ada jalan bagi mereka untuk menang. Mungkin hanya Internazionale yang bisa menaklukkan mereka (itupun karena bantuan alam).

Lalu, bagaimana cara mengalahkan mereka? Real Madrid mencoba menambah amunisi mereka dengan menambal kebolongan skuad (Fabio Coentrao) dan menambah squad-depth mereka (Nuri Sahin, Hamit Altintop, Raphael Varane). Ada United yang jor-joran di bursa transfer musim panas kemarin dengan mendatangkan Ashley Young, De Gea, dll (Walaupun mereka gagal untuk bertemu Barca kembali di Liga Champions.). Hampir semua tim ingin mengalahkan el Barca. Baru-baru ini, Barcelona bisa diredam oleh Madrid di La Liga, Barca di urutan kedua dengan jarak 6 poin dari el Real. Di UCL sendiri, Barca melenggang mulus tanpa hambatan, hanya Milan yang memberikan perlawanan, sementara sisanya hanya menjadi cannon fodder bagi Messi dkk.

Yang pasti Barcelona (dan juga Pep Guardiola untuk lebih spesifik) bisa menghadirkan warna baru di tengah gaya permainan kick and rush, counter attacking, dan tentunya cattenaccio yang ketika itu sedang berjaya. Mengutip perkataan dari salah satu pelatih terbaik di dunia, Bela Guttmann, bahwa Skuad terbaik di dunia tidak akan tahan 3 tahun berada di atas karena “The third season is fatal” dan karena kehausan titel yang sudah terpenuhi menyebabkan pemain untuk malas bermain. But, nonetheless, Barca masih belum menunjukkan hal-hal tersebut. Barca masih mampu menjaga harmoni di ruang ganti dan permainan ciamiknya di atas lapangan, tapi siapa tahu? Akankah hegemoni Barcelona di Spanyol maupun di Eropa bisa terpatahkan? Kita tunggu saja!

The Introduction

Welcome to my own blog!

This blog contains lot of Riez thought on many  issues that happened in our particular life. Also, there’ll be lots of article, mive reviews, and so on and so forth.

Oh and its in Bahasa or English, or both :D

segitu dulu aja deh, i’ll update this post as soon as i can

See ya!